Rabu, 09 Maret 2011

Cinta Cenat Cenut, Fenomena Artis Instant pun Berlanjut

Gara-gara Cinta Cenat Cenut, group boyband asal Bandung, SM*SH jadi ngetop di mana-mana. Mereka dielu-elukan penggemarnya, terutama cewe-cewe ABG. Setiap penampilan mereka pasti selalu dibanjiri oleh cewe-cewe ABG itu. Bahkan cowo-cowo ABG pun ikut-ikutan. Mereka turut menikmati SM*SH walau cuma sekadar ikut trend, nemenin pacar mereka, atau memang benar-benar menggilai boyband tersebut. SM*SH pun kebanjiran job, mereka diundang dan jadi bintang tamu di berbagai program acara, menghiasi sampul-sampul majalah, manggung di mana-mana, dan menjadi bintang iklan bareng Sule.
Setiap SM*SH tampil, pasti selalu dibanjiri penggemar. Nilai jual mereka cukup tinggi. Tak heran, tiba-tiba SM*SH dibuatkan serial sinetron oleh salah satu TV swasta terkenal, judulnya “Cinta Cenat Cenut” yang diambil dari lagu hit mereka itu. Media pun tak peduli, apakah mereka bisa akting atau tidak. Yang terpenting, serial itu bisa menaikkan rating dan mendatangkan iklan yang banyak. Itu murni bisnis dan aji mumpung, mumpung lagi ngetop, tak masalahlah group boyband itu dieksploitasi habis-habisan. Setelah itu, ketika popularitas merosot, biasanya mereka akan tak terdengar lagi. Itulah hukum bisnis di dunia entertain. Cuma artis-artis atau seniman-seniman berbakat dan matang yang tetap bertahan.
Sebagai orang tua (baru nyadar nih kalau saya sudah tua), saya tak begitu mengikuti perkembangan musik tanah air. Saya pun baru melihat penampilan SM*SH pertama kali saat mereka manggung di salah satu kompetisi pencarian bakat di stasiun TV swasta terkenal tadi. Acaranya live, dan (sepertinya) suara mereka langsung keluar dari mulut, bukan lipsync. Oleh karena penasaran, saya pun bertahan di depan televisi, menunggu mereka tampil. Saat yang ditunggu-tunggu pun tiba, SM*SH pun nyanyi. Lagunya, apalagi kalau bukan “Cinta Cenat Cenut”. Kalau saya jadi juri Indonesian Idol, pasti suara mereka tak masuk hitungan, pas-pasan, cuma menang keren doang. Namun, para ABG itu takkan peduli dengan kualitas suara mereka, yang penting para personil SM*SH enak dilihat, keren, dan cakep-cakep.
Berkat SM*SH, fenomena artis instant pun berlanjut. Fenomena ini sudah berkembang sejak dekade tahun 80-an. Di penghujung dekade itu, boyband yang sangat fenomenal adalah New Kids on The Block (NKOTB). Saya pun sempat menggemari mereka. Bahkan di usia yang hampir kepala empat ini, saya masih menyimpan koleksi DVD klip musik NKOTB. Kadang masih suka nyanyi-nyanyi lagu mereka. Saya sadar, suara NKOTB juga kedodoran saat manggung atau tampil live. Namun saya tak peduli dengan itu, namanya juga dulu anak ABG, semuanya dianggap bagus dan mengasyikkan kalau sedang trend.
Saat NKOTB di puncak popularitas, mereka juga kebanjiran order. Mulai bintang iklan, bintang tamu berbagai program acara TV, undangan manggung, acara khusus di TV, hingga konser ke seluruh dunia. NKOTB juga sempat manggung di Jakarta. Sayangnya, kedatangan NKOTB ke Jakarta pas popularitas mereka mulai menurun dan banyak mendapat hujatan di negeri mereka Amerika Serikat, karena dituduh lipsync. Entah benar atau tidak, NKOTB mati-matian membela diri. NKOTB termasuk group musik instant yang terlalu cepat ngetop. Ketenaran mereka mulai datang saat menjadi band pembuka untuk Tiffany pada 1988.

NKOTB dibentuk di Boston tahun 1984 dan diproduseri oleh Maurice Starr, seorang produser terkenal yang pernah mengangkat ketenaran New Edition di awal dekade 80-an. New Edition sendiri merupakan group boyband kulit hitam yang cukup terkenal di masanya. NKOTB digawangi oleh dua orang bersaudara Jordan dan Jonathan Knight, serta teman-teman mereka Joey McIntyre, Donnie Wahlberg, dan Danny Wood. Di masa kejayaannya,  NKOTB sempat mendapat dua penghargaan di American Music Award tahun 1990, untuk kategori Favorite Pop/Rock Band, Duo, or Group dan Favorite Pop/Rock Album. Ketenaran NKOTB pun diikuti oleh para follower boyband lainnya,  seperti Backstreet Boys dan Take That. Kini, nama-nama mereka tinggal kenangan, dan tenggelam ditelan zaman.
Di tahun 90-an, fenomena artis instant pun terus berlanjut. Habis NKOTB yang cukup fenomenal, muncullah Spice Girls. Group musik ini bisa disebut sebagai lawannya boyband, mereka itu girlband, karena semua personilnya perempuan. Spice Girls dibentuk tahun 1994 dan menjadi grup vokal wanita dari Inggris yang paling sukses. Mereka terdiri dari 5 wanita cantik, anggotanya Melanie Brown (Mel B), Geri Halliwell, Emma Bunton, Victoria Adams (Victoria Beckham), dan Melanie Chisholm (Mel C).  Spice Girls memang sengaja dibentuk dengan instant. Melalui kekuatan media massa, mereka pun diekspose sedemikian rupa, dijadikan trend setter, hingga terkenal dalam waktu singkat.
Kini, di era facebook, twitter, dan youtube ini, menjadi artis terkenal makin mudah dilakukan dengan cara instant. Sinta dan Jojo bisa disebut sebagai salah satu contohnya. Gara-gara video lipsync “Keong Racun” yang mereka upload di youtube, membuat mereka jadi terkenal ke seantero Indonesia, bahkan dunia. Mendadak mereka pun terkenal bak selebritis. Banyak tawaran yang datang, mulai dari nyanyi, manggung, rekaman, hingga tampil di TV dan menjadi bintang iklan pula. Dua mahasiswi yang tadinya tak dikenal menjadi sangat terkenal dan jadi bahan pembicaraan di mana-mana. Mereka pun dikejar-kejar para kuli tinta, reporter gosip, hingga punya penggemar yang tak sedikit.
Demikian pula dengan Justin Bieber. Musisi muda berusia 17 tahun ini mulai terkenal gara-gara video kompetisi menyanyinya dipublikasikan oleh ibu Justin di youtube tahun 2007. Scooter Braun, seorang agen pencari bakat dan mantan Marketing Eksekutif perusahaan So So Def melihat video itu dan memutuskan untuk mempertemukan Justin Bieber dengan Usher untuk audisi. Dan abrakadabra, Justin pun terkenal ke seluruh dunia dalam waktu singkat. Para penggemarnya pun terjangkiti “Bieber Fever” atau Demam Bieber.
Berkat media sosial yang marak belakangan ini, menjadi artis instant itu banyak jalannya, semua bisa dilakukan serba instant pula. Tak hanya makanan yang bisa di-instantkan, menjadi selebritis dan artis terkenal pun bisa di-instantkan. Yang penting Anda punya talenta, percaya diri, dan tak malu-malu. Kalau modal ini sudah punya, tak ada salahnya menjual diri di youtube, siapa tahu ada yang melirik. Kalau tak ada, coba lagi. Kalau gagal, coba lagi. Gagal lagi, coba lagi. Kalau masih gagal juga, berarti Anda bukan orang yang beruntung, dan Anda tak ditakdirkan untuk jadi selebritis.

1 komentar:

silahkan meninggalkan komentar ya